Maba (mahasiswa
baru) à masih polos à kejadian konyol :D
Itu
merupakan rumus mutlak bagi kebanyakan orang yang pernah menjalani status
sebagai mahasiswa baru. Yang saat diingat lagi,, maka kita akan senyum-senyum
sendiri. Atau heboh membahasnya bersama teman yang terlibat dalam kisah konyol
kita itu. Iya kan? Atau jangan-jangan kamu tidak merasakannya? Waah kasian -__-
Sekarang,
saya jadi ingin flashback masa-masa konyol itu. Masa-masa saat saya baru
menginjakkan kaki di FKM UHO..
***
*PENDAFTARAN
ULANG*
Hari itu,
saya berjalan sendirian ke gedung fakultas saya, sambil memandangi maba-maba
yang berjalan bergerombol dengan teman-temannya, atau setidaknya berdua.
Bercerita. Ketawa-ketawa. Sedangkan saya? Berjalan sendirian. Yah,, saya memang
lulusan pesantren di Kota Makassar, dan sudah pasti saya adalah satu-satunya
dari SMA saya yang melanjutkan studi di Universitas ini. Jadi intinya saya
sendirian,, tidak bercerita kepada siapapun,, dan saya masih cukup waras untuk
memutuskan bahwa saya tidak perlu tertawa sendirian..
Saya
sampai di gedung fakultas. Masuk. Ragu-ragu memandang sekeliling, dan mata saya
menangkap seseorang keluar dari ruangan yang bertuliskan “KASUBAG”. Seorang
laki-laki yang terlihat lebih tua dari saya. Pasti senior! Pelan-pelan, saya
menghampirinya..
“Maaf
kak, untuk ambil slip pembayaran mahasiswa baru dimana ya?” saya bertanya
kepada laki-laki itu
“Kurang
tau. Saya juga maba..” jawabnya datar. Oh, astaga! Memalukan. Dalam hati saya
merutuki ke-sotta-an saya yang meyakini bahwa laki-laki itu adalah seorang
senior.
Saya
duduk di kursi depan ruangan itu, dan laki-laki berwajah datar itu pun duduk di
samping saya.
Kalau ini
sinetron murahan, yang terjadi adalah : saya dan dia duduk bersampingan,
kemudian angin berhembus pelan seiring dengan mengalunnya soundtrack, lalu ia
mengajak saya berkenalan. Hueksss..
Tapi,
berhubung ini kenyataan, maka yang terjadi adalah : saya dan dia duduk
bersampingan, kemudian tidak ada angin yang berhembus sehingga kami kepanasan,,
lalu ia tetap diam. Sama-sama diam. Krik krik -,-
Setelah
menimbang, maka saya memutuskan untuk mulai bercakap dengannya. Ini teman
pertama saya di kampus ini. Harus meninggalkan kesan yang baik nih. Ehem. Saya
memberanikan diri untuk memulai percakapan.
“eh, dari
SMA mana?” Tanya saya padanya
“ dari
Raha..” jawabnya singkat, dengan wajah datarnya.
Sudah,
begitu saja? Tidak tanya balik? Saya menunggu beberapa saat, namun tetap tidak
ada reaksi dari laki-laki di sebelah saya ini. Oh ASTAGAA -___- lalu kami kembali larut dalam diam, tanpa ada
percakapan lagi. Perkenalan yang sangat berkesan bukan??
***
*PENDIDIKAN KARAKTER*
Untuk resmi menjadi mahasiswa, kami mengikuti pendidikan
karakter universitas di Auditorium. Pembentukan karakter, pengelolaan hidup,
perencanaan masa depan. Mimpi-mimpi, cita-cita, semuanya bermula disini dan
sangat berkesan bagi maba polos seperti saya :D
Pendidikan karakter universitas berakhir, dilanjutkan dengan
Pendidikan Karakter Fakultas. Dan resmilah kami menjadi maba FKM UHO 2013 J
***
*HARI
PERTAMA KULIAH*
Saya
masuk kelas dan mendapati wajah-wajah asing sedang menatap saya tanpa ekspresi.
Saat saya bingung mau duduk dimana, seorang perempuan berkulit putih dan
berbadan agak tambun menyapa saya.
“Anti,
duduk disini..” ucapnya hangat. Ia mengetahui nama saya, setelah sempat
berkenalan saat Pendidikan Karakter Fakultas. Saya menoleh. Dua orang perempuan
itu sedang tersenyum pada saya. Saya duduk bersama mereka, dan sejak saat itu,
saya selalu duduk bersama mereka saat proses perkuliahan, hingga saat ini J
Singkat
cerita, saya ditempatkan di sebuah kelas beranggotakan 56 orang, dengan rincian
52 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Saya yang baru saja lulus dari
pesantren khusus putri, kini kembali sekelas dengan puluhan teman perempuan
lainnya. Rasanya seperti belum lulus dari pesantren. Sama saja -___-
Saya pun
mengidentifikasi keempat laki-laki tersebut,, untuk memberi penilaian pertama.
Mata saya meneliti mereka satu persatu. Dan saya menemukan sebuah wajah dengan
ekspresi datar…tunggu dulu… wajah datar?? eh itu kan “teman pertama” saya. Oh
astaga, demi apa,, saya sekelas dengannya pemirsa :D
Jadi
inilah hasil penilaian pertama saya terhadap 4 teman laki-laki saya itu :
1.
Teman pertama saya di kampus ini, yang berwajah
datar tanpa senyum, dengan perkenalan yang sangat dramatis -__-
2.
Seorang maba yang pernah dihukum saat Pendidikan
Karakter Fakultas karena tidak mengerjakan tugas yang diperintahkan kakak
senior. Saya ingat benar wajahnya saat dihukum berorasi di depan kami,
menghubungkan antara kenaikan BBM dengan harga nasi kuning yang melambung
tinggi.
3.
Seorang maba yang menurut desas-desus katanya
ganteng, namun saya tidak pernah melihat wajah aslinya. Mengapa? Karena ia
selalu memakai helm-nya di dalam dan di luar kelas. Ini serius! Saya tidak tahu
kenapa ia enggan melepaskan helm-nya, dan akibatnya, saya curiga, di dalam
helm-nya terdapat potongan emas yang akan dicuri kapan saja bila ia melepaskan
helm-nya.
4.
Seorang maba yang tidak jelas keberadaannya. Ia
jarang terlihat di kampus, namun saat dosen masuk dan memulai proses
perkuliahan, tiba-tiba ia sudah berada di bangku paling belakang, di dalam
kelas.
Itulah
kesan pertama saya terhadap 4 teman
laki-laki saya di kelas. sedangkan perempuan,, saya belum bisa melihat
perbedaan yang signifikan, karena saya merasa, wajah mereka semuanya sama.
Entahlah…
***
*KEJADIAN
TERKONYOL*
Saya
merasa ingin buang air kecil, dan segera mencari toilet, ditemani kedua teman
saya. Ada satu toilet khusus mahasiswa di gedung fakultas,, dan ajaibnya, tidak
ada airnya sama sekali. Mungkin sedang ada gangguan pipa air,, entahlah. Saya
benar-benar bingung, sedangkan saluran ekskresi saya sedang sangat ingin
bekerja *halah*. Intinya, saya kebelet -__-
Setelah
berkeliling mencari toilet dan memastikan bahwa itu adalah satu-satunya toilet
khusus mahasiswa, maka saya memutuskan : saya akan meminjam toilet di salah
satu ruangan Pembantu Dekan. Kebetulan, satu-satunya ruangan yang di dalamnya
ada orang ialah ruangan Pembantu Dekan 2.
“Assalamu
alaikum..” saya mengetuk pintu. Bapak PD2 mengisyaratkan saya untuk masuk
“Maaf
pak, saya mau pinjam toilet, bisa pak?” Tanya saya. Seketika, kening bapak PD2
berkerut mendengar pertanyaan saya
“Maaf
pak, di toilet mahasiswa tidak ada air, dan saya benar-benar ingin buang air
kecil..” lanjut saya dengan wajah polos saya
“Oh
iya..iya silahkan..” bapak PD2 tersenyum lebar. Saat itu, saya tidak terlalu
mengerti arti senyuman bapak PD2. Yang saya pahami, bapak mengizinkan saya
memakai toiletnya. Maka saya pun masuk, dan benar-benar buang air kecil di
toilet ruangan tersebut.
Setelah selesai,
saya mengucapkan terimakasih pada bapak, lalu keluar dari ruangan tersebut
dengan wajah tanpa dosa. Sekian~
***
Itulah
masa-masa konyol saat menjadi maba dulu. Sampai sekarang, saya masih tidak
habis pikir dengan kekonyolan-kekonyolan yang pernah saya lakukan. Apakah itu
benar-benar saya? -__-
Bagaimana
dengan pengalamanmu? Apakah kamu akan membaginya atau tetap menyimpannya
sendirian di lembaran diary hello kitty? :D
Dan kita
masih akan terus berproses, dengan jutaan pengalaman lainnya, yang dapat
menjadi pelajaran berharga bagi kita
Experience is the best teacher kan? :)

hahahahaha,, kayanya knla ini cerita..
BalasHapustapi bagus memang koq..
ditunggu tulisannya yg mau di posting lagi ya mbanya.. apalagi yg gak jadi di posting kmaren..
semangat buat menulisnya ^_^
hahhaha kamu tau kisah ini? berarti kamu beruntung :D
Hapusuntuk tulisan yang tidak jadi di posting ituu,, mungkin sebaiknya tidak usah di posting, untuk menghindari kontraversi haha
terimakasih tia :D
Haloooo, Anti! Masih ingat padakuuu? :D
BalasHapusKalo bahas saat-saat masih menjadi maba (eh... sekarang pun masih maba yaa? ._.) memang ga ada habisnya.
Ditunggu kisah-kisah konyol selanjutnya~
jelas masih inget dong. sapen yg di kaltim kan? :D
Hapusdasar maba hehe siap komandan :D
eh btw aku baru nge-blog. mohon bimbingannya sensei :D