I WANNA BE AN
ASTRONOUT
Itulah sebuah
kalimat yang saya tempel di dinding kamar saya..
Tepatnya saat
duduk di bangku SD, saat saya membaca artikel-artikel yang membahas masalah
kerusakan bumi, di majalah anak-anak langganan saya yang terbit setiap minggu
Satu kalimat yang paling saya ingat, disitu tertulis bahwa BUMI KITA TELAH
RUSAK, dan diperkirakan ratusan tahun kemudian, bumi sudah tak layak huni lagi.
Lalu bagaimana
dengan manusia? Itu yang ada dalam pikiran saya saat itu. Namun dalam majalah
edisi selanjutnya, dikatakan bahwa Planet Mars memiliki keadaan yang hampir
sama dengan bumi, yang memungkinkan adanya kehidupan disana. Lalu dengan
mudahnya saya berpikir, apabila bumi sudah tidak mampu ditinggali oleh manusia,
manusia bisa dipindahkan ke Planet Mars, dan hidup disana sebagaimana mestinya.
Dan saya harus menjadi astronot untuk meneliti itu semua. Ya, SAYA HARUS
MENJADI ASTRONOT. Astronot Indonesia pertama yang mendarat di Mars. Oke, oke.
Terdengar sangat konyol memang.. saya kan masih SD -___- Tapi entah mengapa,
saat mencetuskan hal itu, saya kok merasa keren ya? :D
Menginjak bangku
SMP, saya mulai menyadari bahwa cita-cita saya ini tidaklah realistis. Oke, di
dunia ini memang tidak ada yang mustahil. Allah sendiri berfirman :
“kunfayakun”. Tapi yaaa..kita semua tau, menjadi astronot tidaklah mudah. Dan
terbang ke Mars, tidak semudah naik angkot, turun di pertigaan kampus, lalu
bayar dua ribu lima ratus. Tidak, kan?
Maka saya pun
mulai menata kembali perencanaan saya. Mimpi-mimpi saya. Mungkin tidak perlu
menjadi astronot yang terbang ke Mars, namun menjadi ahli astronomi yang
meneliti benda-benda langit. Belajar di Ilmu Astronomi ITB, lalu lanjut belajar
di University of Southern California, tempat Neil Amstrong, tokoh yang saya
idolakan menuntut ilmu astronomi nya. Kemudian, saya bekerja di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Terdengar keren dan tetap masuk
akal kan? :D
Tahun demi tahun
berlalu, hingga tidak terasa, masa SMA hampir berakhir, saatnya menentukan arah
hidup selanjutnya. Cita-cita saya masih sama seperti saat SD dulu, meski telah
mengalami revisi berkali-kali. Namun, ketika saya berkata tentang mimpi-mimpi
saya kepada orang tua saya, badai itu datang… merusak semua mimpi-mimpi saya.
Ya, orang tua saya tidak setuju dengan pilihan saya. Sebanyak apapun saya memberi
alasan mengapa saya memilih pilihan itu, sebanyak itu pula orang tua saya memberi alasan mengapa mereka
menolak pilihan itu. Pedis ya? (ToT)
Lalu bagaimana dengan perasaaan saya saat itu?
Jangan tanyakan,, saya perasaan saya serasa hancur berkeping-keping..bersama
dengan mimpi yang telah saya bangun sejak kecil. Tapi tolong jangan bayangkan
saya menangis lalu mengurung diri dalam kamar dan tidak makan selama seminggu,
karena sumpahh…saya tidak melakukan itu (ToT)
Yaa..kita memang
punya pilihan, namun sebagai anak yang baik, saya harus patuh kepada orang tua.
Dan saya yakin, pilihan orang tua adalah pilihan yang baik, karena tidak
mungkin mereka menjerumuskan anaknya ke dalam pilihan yang buruk. Di samping
itu, bukan kah ridho Allah tergantung pada ridho orang tua?
Jadi disinilah
saya sekarang. Di fakultas kesehatan masyarakat, menuntut ilmu
sebanyak-banyaknya. Walaupun masih semester dua, sedikit-banyak saya mulai
tahu, akan bagaimana dan kemana saya nantinya. Selain itu, saya mendapat banyak
gambaran saat kegiatan PDKM kemarin, yaitu kegiatan dimana kami turun langsung
ke sebuah desa, berinteraksi langsung dengan masyarakat, menemukan masalah, dan
berusaha mencari penyelesaiannya.
Lalu bagaimana
dengan mimpi-mimpi saya dulu??
Saya percaya, Allah akan mengabulkannya, namun
dalam bentuk lain, yang mungkin dan pastinya lebih baik. Untuk menolong manusia
di bumi, tidak hanya menjadi astronot, dengan menemukan masalah-masalah di bumi,
meneliti keadaan Mars, lalu mengungsikan masyarakat ke Mars. Namun, saya akan
menemukan masalah-masalah di masyarakat, lalu menyelesaikannya, sehingga
menjadikan BUMI yang SEHAT untuk dihuni masyarakat. Dengan mencegah penyakit,
memperpanjang harapan hidup, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mulia sekali bukan?
Oleh karena itu,
saya bukanlah astronot yang terbang ke Mars, namun saya adalah ‘astronot’ yang
terbang ke masyarakat J
Rencana Allah
selalu indah. Do u believe that? J
Nurhijrianti Akib
Kendari 4 Mei 2014

Tidak ada komentar:
Posting Komentar